Sabtu, 12 Agustus 2017

Logo HIMATEKI UR


Selasa, 10 Februari 2015

Laporan Biodiesel

     I.               Judul
              Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Nabati
  II.               Tujuan
1.         Untuk membuat biodiesel dari minyak nabati
2.         Untuk melakukan uji mutu biodiesel dan membandingkannya dengan SNI
III.               Dasar Teori
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono alkil ester dari rantai panjang asam lemak yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui sepetri minyak nabati atau lemak hewan (Deli Saputra 2014).
Biodiesel merupakan bahan bakar dari proses transesterifikasi lipid untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang lemak bebas. Biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel dari minyak bumi dan dapat menggantikan minyak bumi dalam banyak kasus. Namun biodiesel lebih sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk diesel petroleum (Deli Saputra 2014).
Secara sederhana biodiesel didefinisikan sebagai bentuk bahan bakar diesel yang menyebabkan lebih sedikit kerusakan lingkungan dibandingkan bahan bakar diesel standar. Biodiesel biasanya dibuat dari minyak nabati melalui proses kimia yang disebut transesterifikasi (Gita Desmafianti, 2013).
              Pada prinsipnya, proses transesterifikasi adalah mengeluarkan gliserin dari minyak dan mereaksikan asam lemak bebasnya dengan alkohol (misalnya metanol) menjadi alkohol ester (Fatty Acid Methyl Ester/FAME) atau biodiesel. Teknologi yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode transesterifikasi sederhana (Gita Desmafianti, 2013).
Biodiesel yang dihasilkan dari proses transesterifikasi memliki karakterisitik yang berbeda dengan minyak jelantah sebelum direksikan. Adapun karakterisitik biodesel dapat dilihat dari Tabel 1.
                                                Tabel 1. Sifat Fisik dan Kimia Biodiesel
No
Parameter
SNI Biodiesel
1
Komposisi
Metil ester
2
Densitas 40◦C
0,86-0,89 gr/ml
3
Viskositas kinematic
2,3-6,0 mm/d(cst)
No
Parameter
SNI Biodiesel
4
Titik nyala
Minimal 100◦C
5
Titik kabut
Maksimal 18◦C
6
Gliserol bebas
Maksimal 0,02%
7
Angka setana
Minimal 51
       Sumber : (SNI 04-7182-2006)
              Secara umum proses transesterifikasi trigliserida dengan metanol untuk menghasilkan metil ester (biodiesel) digambarkan sebagai berikut:

Reaksi pembuatan biodisel (reaksi trans-esterifikasi) yaitu sebagai berikut:

(Sumber: Sutrisno, 2012)
              Untuk mendapatkan hasil yang baik maka diperlukan perhitungan secara teoritis, dimana jika volume minyak nabati yang digunakan sebanyak 100 ml ternyata dapat menghasilkan biodiesel sebanyak 107,84 ml jika reaksi berlangsung sempurna, namun pada praktikum untuk membuat kesalahan sangatlah besar sehingga biodiesel yang dihasilkan dari minyak nabati dengan volume yang sama akan menghasilkan biodiesel dengan volume yang berbeda maka dari itu biodiesel yang dihasilkan harus dilakukan perbandingan dengan melakukan persentase rendemen. Rendemen itu sendiri adalah perbandingan produk yang kita hasilkan dibanding dengan produk secara teoritis sedang kan untuk persentase rendemen di fraksionalkan dengan 100%. Adapun rumus yang digunakan dalam perhitungan rendemen :



Adapun bahan yang digunakan pada pembuatan Biodiesel:
1. Minyak Nabati
            Minyak nabati berasal dari tumbuhan seperti kelapa, kedelai, kacang dan sawit.
Minyak nabati adalah minyak yang diekstrak dari berbagai bagian tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai makanan, menggoreng, pelumas, bahan bakar, bahan pewangi (parfum), pengobatan, dan berbagai penggunaan industri lainnya. Bukan hanya minyak zaitun yang berinovasi, minyak yang terbuat dari biji-bijian pun kini mudah ditemui di pasaran. Sama seperti minyak zaitun, minyak dari biji-bijian ini ternyata juga teman yang baik bagi kesehatan tubuh. Pada minyak biji-bijian terkandung banyak asam lemak tidak jenuh, seperti omega 3 dan omega 6. Minyak dengan asam lemak tidak jenuh ini mudah dicerna oleh tubuh dan tidak mudah menggumpal dalam darah. Pada pembuatan biodiesel minyak nabati merupakan bahan baku utama yang akan di
reaksikan menjadi methyl ester. Minyak nabati yang digunakan pada proses pembuatan biodiesel ini berasal dari kelapa sawit (Zaky Kurniawan, 2013).
Adapun sifat fisika dan kimia minyak nabati dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Sifat Fisika dan Kimia Minyak Nabati
No
Parameter
Nilai
1
Densitas relative 50o C/air suhu 25 o C
0.8927 gr/ml
2
Indeks refraktif n D 50 C
1.4533 n D 50 C
3
Bilangan penyabunan
195.7 mg KOH/g
4
Materi tak tersabunkan
0.51 %
       (Sumber : Febriani Purba, 2012)

2. Methanol
              Metanol merupakan cairan yang jernih, tidak berwarna, dan merupakan cairan yang mudah terbakar. Metanol dapat dibuat dengan mereaksikan hidrogen dengan karbon monoksida atau karbon dioksida. Sejarahnya, dia dibuat dari destilasi kayu, makanya disebut juga alkohol kayu. Metanol banyak dipakai pada industri sebagai starting material pembuatan berbagai bahan kimia, seperti formaldehid, asam asetat, metakrilat, etilen glikol, dll. Metanol juga banyak dipakai sebagai cairan pembersih kaca mobil, pembersih karburator, antibeku, toner mesin fotokopi, dan bahan bakar. Methanol berfungsi sebagai pelarut sintetis yang akan direaksikan dengan trigliserida yang akan menghasilkan methyl ester (Zulia,2010).
              Methanol merupakan pelarut polar yang mudah menguap, adapun sifat-sifat dari methanol terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3. Sifat Fisika dan Kimia Methanol
No
Sifat Fisika
Sifat Kimia
1
Cairan tidak berwarna, berbau tajam
Rumus molekul: CH3OH
2
Kelarutan dalam air, pada suhu 20°C
Beracun, mudah terbakar
3
Densitas 0,792 gr/ml3(20 °C)
Sangat mudah terbakar
4
Titik nyala 11 °C
Mudah Menguap
5
Angka Evaporasi 5,3
6
Titik didih64,5°C
          (Sumber: MSDS Metanol, No.106008/2012)

3. NaOH
                  NaOH, juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertastekstilair minumsabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia (Hasugian Veranixon, 2012)
              Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran atau pun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya (Hasugian Veranixon, 2012)
              NaOH pada proses pembuatan biodiesel berfungsi sebagai untuk mempercepat proses esterifikasi atau yang biasa disebut dengan katalis. Katalis adalah suatu zat yang difungsikan untuk menurunkan energiaktivasi dimana energiaktivasi itu adalah energi minimum yang dibutuhkan untuk terjadinya sebuah reaksi. NaOH bersifat basa yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia sebagai berikut pada Tabel 4
Tabel 4. Sifat Fisika dan Kimia NaOH.
No
Sifat Fisika
Sifat Kimia
1
Padatan, berwarna putih, berbau tajam
Rumus molekul: NaOH
2
Kelarutan larut dalam air, pada suhu 20°C
Higroskopis
3
Berat Molekul: 40 g/mol
Tidak mudah terbakar
4
pH 12,7
Korosif, beracun
5
Densitas: 1 gr/cm3

6
Titik lebur 323°C

7
Titik didih 1388°C
       (Sumber MSDS NaOH, No.106498/2012)

4. CaCl2
              Kalsium klorida (CaCl2) adalah senyawa ionik yang terdiri dari unsur kalsium (logam alkali tanah) dan klorin. Ia tidak berbau, tidak berwarna, solusi tidak beracun, yang digunakan secara ekstensif di berbagai industri dan aplikasi di seluruh dunia. Berlaku sebagai ion khalida yang khas dan padat pada suhu kamar. (Esensial, 2010)
Kemampuan klorida kalsium untuk menyerap banyak cairan merupakan salah satu kualitas yang membuatnya difungsikan sebagai absorben air pada pembuatan biodiesel sehingga kadar air biodiesel berkurang (Esensial, 2010)
              Sifat Fisika dan Kimia CaCl2 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Sifat Fisika dan Kimia CaCl2
No
Sifat Fisika
Sifat Kimia
1
Padatan, berwarna putih, tidak berbau
Rumus molekul CaCl2.
2
Kelarutan dalam air, pada suhu 20°C
Tidak mudah terbakar
3
Berat Molekul: 40 g/mol
Higroskopis
4
pH 8-10
Beracun
5
Densitas: 2,15 gr/cm3

(Sumber: MSDS CaCl2, No.10043-52-4/2005)

              Dalam pembuatan biodiesel untuk memastikan apakah biodiesel tersebut dapat digunakan secara umum perlu pengujian dan membandingkan hasil pengujian dengan SNI biodesel. Salah satu pengujian tersebut yang dapat dilakukan adalah pengujian densitas dimana pada SNI range densitas biodiesel yang dihasilkan yaitu 0,86 gr/ml - 0,89 gr/ml. Densitas itu sendiri adalah Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Densitas juga merupakan parameter yang menentukan kualitas dari biodiesel yang dihasilkan dari praktikum tersebut dimana jika densitas mendekati angka satu dapat dikatan bahwa biodiesel yang dihasilkan masih terdapat kandungan air. Jika biodiesel memiliki kadar air yang tinggi maka biodiesel yang dihasilkan jika dipergunakan untuk mesin diesel akan menyebabkan perkaratan (Alliansusmay, 2011)
             

Adapun rumus yang digunakan dalam pengujian densitas yaitu :
IV.          Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan pada pembuatan biodiesel dapat dilihat pada Tabel 6
Tabel 6. Alat
No
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
Satuan
1
Batang Pengaduk
30cm
1
Buah
2
Botol Reagen
Kaca
1
Buah
3
Corong
75mm
1
Buah
4
Corong Pisah
250ml
1
Buah
5
Erlenmeyer
250ml
1
Buah
6



Gelas Beaker
250ml
1
Buah
1000ml
1
Buah
100ml
1
Buah
7
Gelas Ukur
100ml
1
Buah
8
Hot Plate/Pemanas
Box Heating
1
Buah
9
Klam Statif
Set
1
Buah
10
Neraca
Analitik
1
Buah
11
Piknometer
5 ml
1
Buah
12
Pipet Volume
25 ml
1
Buah
13
Magnetic Stirer
Magnetic
1
Buah
14
Termometer
Raksa 100°C
1
Buah

b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan biodiesel disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Bahan yang digunakan dalam pembuatan biodiesel
No
Nama Bahan
Spesifikasi
Jumlah
Satuan
1
Minyak Nabati
Teknis
100
mL
2
Metanol
Teknis
25
mL
3
NaOH
p.a
0.5
gr
4
CaCl2
p.a
2
gr
5
Aquadest
Teknis
100
mL

V.          Prosedur kerja
a.                  Pembuatan biodiesel
1.                  Mengukur 100 ml minyak nabati
2.                  Menimbang NaOH 0,5 gr
3.                  Memipet 25 ml methanol
4.                  Melarutkan NaOH dalam methanol ( larutan 1 )
5.                  Mencampurkan larutan 1 kedalam minyak nabati sedikit demi sedikit
6.                  Memanaskan campuran sampai suhu 50-55ºc selama 30 menit ( 30 menit      dihitung saat thermometer menunjukkan angka 55ºc)
7.                  Mendiamkan campuran selama 5 menit

8.                  Memasukkan campuran kedalam corong pisah
9.                  Mendiamkan sampai terbentuk lapisan
10.              Memisahkan antara biodiesel dan gliserol
11.              Mencuci biodiesel dengan air hangat sebanyak 4x
12.              Memindahkan biodiesel kedalam gelas beaker lalu panaskan selama 15 menit,   
            dengan suhu 100ºc
13.              Menambahkan CaCl2 2gr kedalam biodiesel
14.              Melakukan penyaringan dengan kertas saring
15.              Mengukur volume biodiesel yang didapatkan
                                           
b.                  Mengukur densitas biodiesel
1.         Menimbang piknometer kosong
2.         Memasukkan sampel kedalam piknometer
3.         Menimbang kembali piknometer tersebut
4.         Menghitung densitas dengan rumus:

V. Blok Diagram





Daftar Pustaka

Alliansusmay. 2011.Densitas”. http://allinsusmay.wordpress.com/2011/03/20/distribusi-densitas/
Badan Standarisasi Nasionanl.SNI 04-7182-2006
Delisaputra, 2014, “http://delisaputra.blogspot.com/2014_06_01_archive.html”
Desmafianti, Gita, 2013, “Artikel pengertian biodiesel”, “http://gitadesmafianti.blogspot.com/2013/03/pengertian-bio-diesel.html”
Esensial, 2010, “https://naynienay.wordpress.com/category/esensial/page/2/”
Febriani Purba, 2012, “http://febrianipurba.blogspot.com/2012/03/kelapa-sawit.html”
Hasugian, Veranixon, 2012, “Definisi NaOH”, http://tolong-hutarea.blogspot.com/2012/06/definisi-naoh.html
MSDS,No.106008/2012.Material Safety and Data Sheet Metanol
MSDS, No.106498/2012. Material Safety and Data Sheet NaOH
MSDS CaCl2, No.1907/2006.Material Safety and Data Sheet CaCl2
Zaky Kurniawan, 2012, http://meykenpunyablog.blogspot.com/2013/05/manfaat-minyak-nabati.html


Untuk file lengkap dapat diunduh pada link berikut ini :

Download laporan biodiesel lengkap